TEL AVIV - (Berita SuaraMedia) - Para peretas kelompok Hacker mengaku
telah melumpuhkan puluhan situs lembaga negara dan bank papan atas milik
Israel. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas serangan
udara mematikan negara Yahudi itu di Gaza, Palestina baru-baru ini.
Badan atom Persatuan Bangsa-Bangsa, IAEA, mengakui bahwa salah satu
server komputernya telah diretas oleh satu kelompok anti-Israel.
IAEA
mengatakan, satu kelompok yang awalnya tidak diketahui, bernama
Parastoo, telah mem-posting rincian kontak lebih dari 100 ahli nuklir di
website kelompok itu.
Parastoo meminta para ahli nuklir yang
berada dalam daftar itu untuk mendatangani petisi yang meminta
penyelidikan IAEA terhadap program senjata nuklir Israel yang belum
terungkap, menurut Kanto Berita BBC dalam laporannya, Kamis.
IAEA sekarang sedang menyelidiki program nuklir kontroversial Iran.
Israel secara luas diyakini memiliki senjata nuklir namun tidak ada
konfirmasi atau menolak hal itu di bawah kebijakan "ambiguitas
strategis".
Juru bicara Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA)
Gill Tudor mengatakan bahwa IAEA "sangat menyesalkan publikasi
informasi itu yang telah dicuri dari sebuah server lama".
Dia
mengatakan, server telah ditutup beberapa waktu lalu dan para ahli
telah berusaha menghilangkan "kemungkinan kerentanan" di dalamnya,
bahkan sebelum server diretas.
"Tim tehnik dan keamanan IAEA
terus menganalisis situasi dan melakukan segalanya yang mungkin untuk
membantu memastikan tidak ada informasi lain yang rentan (telah
dicuri)," katanya.
Arti lain Parastoo adalah Farsi, nama spesies burung walet dan sebuah nama untuk perempuan Iran.
Badan
yang bermarkas di Viena itu mengatakan bahwa data yang dicuri
menyangkut "rincian kontak terkait ahli-ahli yang bekerja dengan IAEA".
Nama-nama
di dalamnya termasuk fisikawan universitas-universitas di Amerika
Serikat, Inggris, Eropa dan Jepang serta peneliti di Badan Energi Atom
Jepang, Laboratorium Nasional Los Alamos pemerintah AS dan Institut
Riset Antariksa Rusia.
Seorang diplomat Barat dikutip kantor
berita Reuters mengatakan, data yang dicuri diyakini tidak termasuk
informasi yang berhubungan dengan pekerjaan rahasia yang dilakukan IAIE.
Israel,
AS, dan negara-negara Barat lainnya menuduh Iran diam-diam berupaya
mengembangkan senjata nuklir, tuduhan yang oleh Teheran dengan tegas
dibantah.
Awal bulan ini, IAEA mengatakan bahwa Iran siap menggandakan produksi di fasilitas pengayaan uranium bawah tanah di Fordo.
Dalam
sebuah laporan, badan itu mengatakan tidak bisa menyimpulkan bahwa
semua bahan nuklir di Iran untuk kegiatan damai. (rp/sm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar